KEDATANG JEPANG ke INDONESIA
Pada hari Minggu pagi, tanggal 7
Desember 1941, tempatnya di armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat. Pada
saat itu terjadi peristiwa pengeboman Pearl Harbour yang menyatakan bahwa
Jepang menang melawan sekutu pada Perang Dunia ke-2. Peristiwa itu menyebabkan
Jepang dapat membuka jalan untuk memasuki negara di Asia, termasuk Indonesia.
Pengeboman Pearl Harbour
Perlu diketahui rentetan kemenangan
jepang pada peristiwa Perang Pasifik menyebabkan mereka dapat menduduki tanah
Hindia Belanda. Kedatangan jepang mula-mula disambut dengan baik oleh rakyat
Indonesia. Jepang memberikan sebuah harapan kemerdekaan untuk Indonesia,
kemudian rakyat Indonesia menyesal karena telah dibohongi untuk mendapatkan
kemerdekaannya. Walaupun demikian, penduduk Jepang membuka sejarah baru bagi
Indonesia.
Sebelum memahami sejarah baru yang
dimaksud, harus memehami terlebih dahulu bagaimana tentara Jepang masuk ke
Indonesia berikut penjelasannya:
MASUKNYA JEPANG ke INDONESIA
Proses tentara Jepang ke Indonesia
Sejak pengeboman Pearl Harbour pada
tanggal 7 Desember 1941, serangan terus dilancarkan kepada tentara angkatan
laut Amerika Serikat. Sehingga Jepang berhasil menghancurkan basis-basis
Amerika Serikat, Kemudian serangan Jepang juga di arahkan ke Indonesia. Tujuan
Jepang ingin menghancurkan Indonesia agar mendapatkan rempah-rempah yang di
miliki oleh Indonesia. Karena rempah-rempah tersebut dapat mencukupi kebutuhan
Jepang selama Perang Pasifik.
Pada saat Jepang memasuki Indonesia
sudah membawa kultur dan ideologi fasisme. Fasisme dapat dimaknai sebagai
sistem(sistem pemerintahan), dimana kekuasaan berada pada satu tangan seorang
diktator dan otoriter. Fasisme ini mulai pertama berkembang di Italia pada
tahun 1922 dengan tokonya Benito Mussolini. Kemudian pada tahun 1933 berkembang
di Jerman, yang selanjutnya berkembang juga di Jepang.
Pada bulan Januari 1942, Jepang
mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang ini masuk ke Indonesia melalui
Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Setelah maluku daerah Tarakan di Kalimantan
Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan pada tanggal 12
Januari 1942. Jepang kemudian menyerang Sumatra setelah berhasil memasuki
Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa pada bulan
Februari 1942.
Pada tanggal 1
Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan
kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah sangat luas, yaitu dari Burma sampai
Pulau Wake di Samudra Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai,
Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat
pemerintahan Hindia Belanda.
Dalam
pertempuran di Laut Jawa, Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan
gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa
pasukan yang masih ada melarikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jenderal
Imamura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Pendaratan
itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura
sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel
Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen
Tsuchihashi. Tempat yang disinggahi oleh tentara Jepang tidak diduga oleh
tentara Belanda. Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat
itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka.
Untuk menghadapi gerak invasi tentara
Jepang, blok sekutu yang terdiri atas Belanda, Amerika Serikat, Australia, dan
Inggris membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut ABDACOM
(American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang. Letnan
Jenderal Ter Poorten diangkat sebagai Panglima ABDACOM. Namun kekuatan yang
dimiliki oleh ABDACOM tidak bisa mengalahkan kekuatan dari tentara Jepang.
Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada Februari 1942 telah
mengungsi ke Bandung.
Kemudian pasukan
Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Pada
tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus
bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Dengan mudah
kota-kota yang selain di Jawa juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada
tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan
Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang
diwakili oleh Jenderal Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijati,
Subang. Penyerahan Belanda kepada Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi
Kalijati. Dengan demikian, berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar